25 April 2010

Reseptor Otot


Reseptor otot

Posted on APRIL by Adi Prasetyo

Otot skelet dilengkapi dengan beberapa jenis reseptor, yang dapat dikelompokkan sbb: fusus neuromuskularis (muscle spindle), organ tendon (Golgi), korpuskulum Vater-Pacini, berbagai jenis akhiran di kapsul sendi, dan akhiran saraf bebas. Dari berbagai reseptor di atas muscle spindle secara morfologis dan fungsional paling banyak diketahui dan organisasinya paling kompleks. Muscle spindle terdapat di semua otot alat lokomotor, dan pada beberapa otot jang diinervasi saraf kranial, misalnya otot larynx, otot mastikasi, lidah, dan otot ekstraokular. Jumlah muscle spindle sangat bervariasi pada berbagai otot. Otot yang dipakai untuk gerak yang halus mempunyai lebih banyak muscle spindle dibandingkan dengan otot yang digunakan untuk gerak kasar.baca selengkapnya… Pokok-pokok penting di dalam organisasi muscle spindle adalah sebagai berikut. Muscle spidle Tersusun atas berupa 3 – 8 (pada manusia rata-rata 10) buah serabut otot yang dibungkus oleh kapsul jaringan ikat berbentuk gelendong. Serabut otot yang disebut serabut otot intrafusal ini kedua ujungnya melekat di jaringan ikat kapsul dan dipisahkan darinya oleh ruang yang berisi cairan. Dengan demikian serabut intrafusal tersusun secara paralel dengan serabut ekstrafusal, dan keduanya akhirnya secara langsung atau tidak langsung, melalui serabut kolagen, dilekatkan ke tendo. Pada saat serabut ekstrafusal berkontraksi, serabut intrafusal akan mengalami penurunan regangan, sebaliknya regangan otot secara keseluruhan akan menambah panjang dan regangan serabut intrafusal. Bagian sentral serabut intrafusal tidak kontraktil, dan di situ banyak nuklei. Mereka dikelilingi oleh serabut saraf yang berjalan spiral, yaitu akhiran annulospiral atau sensor primer, yang merupakan cabang-cabang serabut aferen yang relatif besar. Akhiran sensris kedua, atau akhiran flower spray berasal dari serabut yang relatif lebih kecil mungkin terdapat di kedua sisi akhiran anulospiral. Sebagai tambahan, muscle spindle mendapat inervasi motor. Serabut ini relatif kecil (. motoneuron) dan berasal dari cornu anterius. Akhiran serabut ini terletak di bagian yang kontraktil dari serabut intrafusal. Berdasar ini kontraksi bagian tepi dari serabut intrafusal sebagai respon dari impuls yang datang melalui motoneuron akan menyebabkan regangan bagian sentral serabut intrafusal yang bersifat “sensoris”, dengan konsekuensi terpacunya akhiran sensoris, seperti halnya pada saat seluruh otot diregangkan. Organ tendon.jauh lebih sederhana dibandingkan muscle spindle. Pada intinya, organ tendon terdiri atas sekelompok cabang serabut saraf bermielin yang berakhir di antara serabut-serabut kolagen tendo, biasanya di dekat junctio musculotendinosa. Satu serabut mungkin menginervasi lebih dari satu tendo. Biasanya mereka dibungkus dengan jaringan ikat yang halus. Untuk memahami fungsi organ tendon, perlu untuk mengingat kenyataan bahwa mereka tersusun secara seri dengan serabut ekstrafusal. Apakah otot berkontraksi atau teregang, organ tendon akan terangsang, karena pada kedua keadaan regangan di tendo akan meningkat.

Penelitain fisiologis menunjukkan bahwa apabila otot diregangkan frekuensi aksi potensial serabut aferen dari muscle spindle dan organ tendon meningkat, dan apabila regangan dilepaskan, setelah istirahat sejenak, frekuensi kembali ke keadaan istirahat. Apabila otot berkontraksi, organ tendon kembali merespon dengan menaikkan frekuensinya karena tertariknya tendo. Bagaimanapun juga pada saat otot berkontraksi muscle spindle akan kehilangan beban dan akan istirahat. Apabila kontraksinya berhenti, spindle yang kendor kembali meregang dan sebagai akibatnya akan timbul aksi potensial, sedangkan organ tendon tidak memberi respon karena regangan mengendor. Berdasar temuan ini, organ tenton diduga merupakan perekam regangan, sedangkan muscle spindle memberi informasi mengenai panjang otot.

DIarsipkan di bawah: Neuron Motor Perifer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomen barangkali saya bisa bantu